Kesaksian

23.33 Memelisa 0 Comments

Kemarin saya mengikuti kebaktian di kantor, awalnya saya tidak ingin hadir karena sedang malas tapi karena kemarin jalanan sedang macet-macetnya maka daripada saya terjebak macet lebih baik saya mengikuti saja kebaktian itu. Sungguh niat yang sangat tidak baik mengikuti kebaktian sebagai second choice agar tidak terkena macet. Tapi bukan poin itu yang ingin saya sampaikan melainkan, bagaimana Tuhan mengajak saya untuk flashback kembali tentang kehidupan saya sehingga saya bisa di titik yang seperti sekarang.

Karena kondisi jalanan yang begitu macet menyebabkan jemaat yang hadir juga sangat sedikit hanya 5 orang, tapi meskipun hanya 5 orang yang hadir bukan berarti kami tidak bersemangat untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Seiring berjalannya waktu akhirnya jemaat yang lain juga turut hadir meskipun terlambat.
Tiba lah saat sesi kesaksian, sudah lama saya tidak menyaksikan sesi kesaksian di ibadah ini karena biasanya sesi ini diadakan hanya ketika pembicara yaitu pembawa firman Tuhan terlambat untuk hadir, Kesaksian dari Kak Siena menceritakan tentang bagaimana Tuhan boleh melawat dan berperkara yang besar dalam hidupnya dan keluarga. Tentang bagaimana Tuhan boleh menangkap dan memenangkan hati suaminya untuk semakin percaya dan taat dalam melayani Tuhan, padahal dia bilang yang pelayanan duluan dan yang kenal Tuhan duluan adalah dia tapi ya itulah cara Tuhan , tidak ada yang pernah tahu siapa dan bagaimana kita akan ditangkap oleh Tuhan untuk dapat mengenalnya lebih lagi .

Kemudian dia menjelaskan bagaimana dia berserah penuh kepada Tuhan untuk mengurusi segala keperluan dalam hidup keluarganya, karena mereka adalah full timer untuk melayani. Dimana mereka "hidup" dari pelayanan. Dan bagi saya sebagai seorang full timer adalah pekerjaan yang luar biasa karena harus menanggalkan segala keduniawian kita untuk melayani Tuhan. Kemudian benar-benar mengesampingkan semua keinginan kita untuk hanya melakukan keinginan Tuhan. Bukanlah hal yang mudah bukan, maka dari itu saya sangat menghargai dan kagum dengan para full timer seperti mereka. Nah, ini nih yang mau saya bagikan tentunya sebagai seorang full timer mereka tidak memiliki penghasilan tetap bukan sedangkan mereka harus memenuhi kebutuhan keluarga mereka, uang sekolah untuk anak, kebutuhan makan dan lain sebagainya tapi mereka dapat melalui semuanya itu dengan mengandalkan dan berserah penuh kepada Tuhan.

Lalu apa hubungannya sama saya ? Apakah orang tua saya adalah seorang full timer ? Tentu tidak. Tapi saya jadi ingat bagaimana dulu saya dan orang tua juga bergumul bagaimana dengan uang sekolah saya kedepan. Ayah saya sudah tidak bekerja sejak saya SMP dan saya masih ingat dulu ayah saya pernah berkata "Dek, kalau nanti dedek ga bisa lanjut kuliah gapapa ya, karena bapak sudah ga kerja lagi." Tentunya ada kekecewaan dalam hati saya, tapi saya hanya mengangguk dan tersenyum padanya.

Memang sejak kecil ayah dan ibu saya sudah mengajarkan saya untuk dekat pada Tuhan dan jangan sekali-kali meninggalkan Tuhan karena hanya Dia sumber kehidupan kita. Maka, semenjak ayah bilang gitu yang bisa saya lakukan hanya cerita ke Tuhan dan berusaha melakukan yang terbaik yang saya bisa. Menjelang ujian nasional teman-teman sudah sibuk diskusi mau bimbel dimana, ada yang sudah daftar di A, di B dan lain sebagainya, Sedangkan saya hanya mendengarkan mereka sambil nyari-nyari informasi dimana tempat bimbel dengan harga terjangkau karena saya tahu bahwa kapasitas saya agak kurang dalam belajar. Saya memberanikan diri untuk bilang sama bapak dan mama, kalau saya ingin bimbel, mereka bilang yaudah coba cari-cari dimana yang sekiranya mama dan bapak mampu bayar. Cuma ada 1 tempat bimbel yang harganya cukup terjangkau dan kualitasnya juga bagus. Setelah bapak dan mama setuju, saya pun mendaftar di tempat bimbel itu bersama dengan 5 teman saya. Tapi ternyata tempat bimbel itu hanya untuk siswa yang muslim, kedua orangtua saya pun dipanggil lagi untuk klarifikasi, dengan proses yang ga terlalu lama saya tetap diperbolehkan untuk bimbel disana tapi dengan syarat harus memakai jilbab juga sama seperti siswa lainnya. Buat saya dan orangtua itu tidak masalah toh hanya sebagai formalitas yang penting saya dapat belajar dengan baik disana.

Kemudian ketika SMA juga begitu saya mencari bimbel dengan harga terjangkau untuk dapat membantu saya dalam belajar, puji Tuhan orangtua saya bisa membiayai setiap kebutuhan sekolah saya dan kebutuhan keluarga kami. Tak sedikitpun kami kekurangan.

Begitu juga saat kuliah, saya sangat bersyukur sekali bisa kuliah di luar Jakarta di salah satu kota di Jawa Timur dengan biaya hidup dan biaya kuliah yang terjangkau. Kemudian saya juga masih bisa kuliah sambil bekerja untuk nambah-nambahin uang jajan dan sebagian ada yang saya kirim ke orangtua, memang tidak seberapa tapi setidaknya Tuhan begitu baik karena saya diberikan LEBIH BAHKAN SAYA TIDAK PERNAH MENGIRA DAN MEMBAYANGKAN BAHWA SAYA BISA SEPERTI ITU. Saat skripsi juga begitu, semua biaya penelitian yang cukup menguras kantong dibiayai oleh dosen pembimbing, begitu luar biasa cara Tuhan mencukupkan setiap kebutuhan saya. Hingga saya bisa lulus dengan nilai baik semua hanya karena kebaikan Tuhan.

Tapi apakah semuanya itu dilalui begitu mudah dan enak? Tentu tidak kawan, semua ada perjuangan dan air mata. Kekecewaan ketika harus memilih bimbel yang biasa saja , kecewa karena saya tidak memiliki banyak waktu bermain dengan teman-teman saat sekolah karena saya harus terus belajar agar tidak tertinggal jauh dari teman-teman yang lain. Bahkan saat kuliah di luar kota, harusnya saya bisa memiliki banyak waktu untuk mengeksplor diri dengan bermain-main mencoba berbagai hal baru tapi saya malah harus bekerja untuk mencukupkan kebutuhan. Tapi apa yang membuat saya kuat dalam menghadapi semua itu, yaa saya kuat karena saya punya Tuhan yang HEBAT , Dia lah alasan saya dapat seperti ini sekarang CHRIST IS ENOUGH FOR ME.

Dia yang memproses saya untuk memiliki sikap hati dan respon yang benar dalam menghadapi setiap masalah apapun yang terjadi dalam hidup saya.

Guys, setiap kita pasti punya masalah, punya pergumulan sendiri-sendiri, tapi yakinlah bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita Tuhan sedang proses kita untuk selangkah lebih maju, Jadi jangan pernah mundur, DO YOUR BEST AND LET GOD DO THE REST.

God bless you all :)

0 komentar: