Pahit

02.20 Memelisa 2 Comments



Bohong!!

Kalau kamu bilang kamu tidak pernah merasakan pahit dalam hidupmu. Sebaik apapun kamu, sejujur apapun kamu, sebahagia apapun hari-hari yang kamu jalani pasti kamu pernah merasakan pahit. Karena bagi saya selama kamu masih hidup dan berhubungan dengan orang lain, maka kamu akan rentan dengan yang namanya kepahitan. Dan bagi saya kepahitan atau rasa pahit dalam bentuk apapun itu perlu datang dalam hidupmu, agar kamu tahu bahwa hidup itu tidak semanis dan semudah kata-kata para motivator atau tulisan-tulisan bijak yang sering dibaca.

Terus terang, saya akrab dengan kata ini "PAHIT". Berawal dari kecewa, putus asa, ingin menyerah dan pada akhirnya berakhir dengan pahit atau kalau sudah mentok banget berubah menjadi kepahitan.
Saya pun punya pahit, sempat juga kepahitan dan saya berjuang keras untuk merubah kepahitan tersebut untuk berubah menjadi netral, ya minimal jadi pahit sajalah.

Saya suka menyimpan pahit tersebut selama beberapa waktu, ada yang akhirnya dapat selesai dan ada yang  belum selesai. Oiya saya suka gelap. Karena di dalam gelap tidak ada yang melihat saya meluapkan semua rasa pahit tersebut dalam tangisan. Saya bebas berekspresi melepaskan segalanya.

Kalau kamu baca tulisan ini, mungkin ada beberapa dari kalian yang menganggap saya pengecut. Tapi tidak apa. Setiap orang memiliki hak untuk berpendapat bukan?! Paling tidak saya menulis untuk setiap rasa pahit saya yang belum selesai. Sehingga saya tidak banyak mengeluhkan tentang kepahitan saya kepada orang yang saya percaya untuk bercerita.

Ada satu kesimpulan yang saya buat paling tidak untuk menguatkan hati dan diri saya sendiri "KALAUPUN KAMU PUNYA PAHIT DENGAN ORANG LAIN PADAHAL DULUNYA KALIAN ADALAH TEMAN ATAU PASANGAN YANG MANIS. MAKA INGATLAH HAL_HAL  MANIS YANG PERNAH KALIAN LALUI BERSAMA."

Memang sebatas ucapan seperti itu tidak cukup menguatkan saya juga, tapi paling tidak mengajarkan saya untuk berbesar hati dan membantu saya menyadari bahwa hal ini membantu saya untuk seimbang dalam menghadapi rasa pahit tersebut.


Dan yang terakhir adalah "KETIKA KAMU HENDAK MERASA PAHIT TERHADAP SESEORANG, COBA INGATLAH HAL MANIS TENTANG ORANG ITU." Memang klise tapi saya percaya ! Saya mencoba !

Bagaimana dengan kamu ?

2 komentar:

Jangan Menyerah

21.43 Memelisa 0 Comments

"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan , Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." Yeremia 1 :5


Seringkali kita merasa kok hidupku gini-gini terus ya. Padahal baik sama orang udah, rajin gereja udah, rajin doa juga iya, rajin persekutuan apalagi. Tapi kenapa sepertinya tidak ada yang berubah, makin hari bukannya makin baik tapi makin bikin kesel dan membuat kita rasanya ingin membelot saja. 

Mari kita berpikir dan merenungkan sejenak ayat firman Tuhan diatas, betapa luar biasa dan ajaib perbuatan Tuhan dalam hidup kita. Dengan lugas dan jelas Tuhan menyatakan bahwa sejak dalam kandungan kita telah dikenal oleh Tuhan. Berarti tidak ada sedetik bahkan semenitpun dari hidup kita yang terlewatkan oleh Tuhan. Dia sangat mengenal dan selalu turut bekerja dalam segala sesuatu di hidup kita. 

Kalau kita hanya mengukur kesuksesan atau kebahagiaan di hidup kita berdasarkan materi atau segala sesuatu yang dapat dilihat oleh mata jasmani, maka kita tidak akan pernah merasa cukup dan bersyukur. Karena memang sifat dasar manusia adalah tidak pernah bisa merasa cukup. Maka dari itu cobalah melihat dengan mata iman, maka kita akan dimampukan untuk merasakan apa yang dinamakan cukup. Kita bisa lihat dan merasakan betapa pemeliharaan Tuhan itu ya dan amin di sepanjang hidup kita. 

Sama seperti nabi Yerema yang merasa bahwa ia masih terlalu muda dan tidak sanggup untuk melakukan tugas yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. Ia berusaha sekeras mungkin untuk menolak dan negosiasi dengan Tuhan agar tugas nya itu bisa dialihtugaskan kepada yang lebih tua. Ia berkata kepada Tuhan di ayat 6 "Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai bicara, sebab aku ini masih muda."

Suatu percakapan yang indah dan menarik terjadi antara Tuhan dan nabi Yeremia kalau kita membaca dengan lengkap pada nats Yeremia 1 : 4-9 . Terlihat bahwa nabi Yeremia begitu kekeuh untuk negosiasi dengan Tuhan, tapi lihatlah betapa baik dan luar biasanya Tuhan bukannya melepaskan nabi Yeremia pergi melainkan berkata bahwa akan menyertai nabi Yeremia bahkan menjamah mulut nabi Yeremia agar dapat memperkatakan apa yang Tuhan ingin katakan kepada setiap orang yang ditemui oleh  nabi Yeremia. 

Kalau kita analogikan dalam kehidupan kita sehari-hari, baiknya kita belajar dari nabi Yeremia. Yang ketika merasa tugas yang diberikan kepadanya terasa berat, dia tidak menyerah melainkan datang kepada Tuhan dan meminta pertolongan Tuhan. Dan yang dapat kita pelajari dari nats pada hari ini adalah, Tuhan yang kita sembah bukanlah Tuhan yang diam namun merupakan Pribadi yang tidak menyerah juga untuk mendapatkan hati kita kembali padaNya. 

Dia juga bukan Tuhan yang ketika memberikan tugas atau perintah kepada kita tanpa memberikan kemampuan untuk melakukan. Dia selalu menyertai kita dan memberikan pengurapan atas kita. Sehingga kita akan mampu untuk melakukan segala sesuatu didalam kehidupan ini.

Satu kuncinya yaitu, jangan melihat pencapaian kita dengan mata jasmani, melainkan dengan mata rohani. Dan selalu berserah dan berharap hanya kepadaNya, karena hanya Dia lah yang mampu memberikan pertolongan nyata atas kita. Jangan pernah menyerah sekalipun keadaan di sekitar kita sangat mungkin membuat kita menyerah dan mundur. 

Ketahuilah Tuhan menginginkan kita untuk setia sampai akhir. "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

0 komentar: