Menjalani hubungan tanpa getaran itu seperti?
Ketika kamu ditanya lalu hanya diam saja. Kamu memandang kesisi lain padahal jelas saya ada disampingmu. Tapi meskipun kamu hanya diam, saya tetap suka.
Sesungguhnya saya masih tidak mengerti jalan pikiranmu. Karena bagi saya menjalan segala sesuatu tanpa "getaran" itu sulit, apalagi menjalani hubungan yang dimana adalah dua orang sedang belajar untuk menjadi satu.
Dan ketidakmengertian ini saya takutkan akan membuat saya menjadi orang yang paling penakut. Saya tidak bisa maksimal mencintai kamu kalau saya masih tidak bisa mengerti jalan pikiranmu.
Dan kalau mencintaimu membuatku menjadi takut, jelas saya tidak mau.
Karena ketika hanya saya saja yang memiliki getaran itu dan kamu tidak. Bukankah itu bisa menjadi sebuah alasan kelak untuk sebuah perpisahan?
Saya tidak menginginkan hal itu terjadi. Tidak lagi untuk perpisahan, saya mohon.
Saya berusaha untuk menjelaskan apa yang saya rasakan, saya inginkan dan apa yang saya bayangkan dalam hubungan ini. Tapi kamu masih diam dan memalingkan wajah ke sisi lain lagi.
Saya memelukmu dari belakang, berharap kamu bisa merasakan getaran dari dalam dada ini. Lalu kamu memandang kebelakang, dan kini kita saling melihat. Saya menatap matamu dalam, mencari sendiri getaran itu disana. Siapa tahu selama ini kamu menyembunyikan getaran itu disana , hanya saja terlalu malu untuk menunjukkannya.
---------------------------
Belum ketemu atau mungkin memang tidak ketemu.
Tidak mudah memang melupakanmu.
Butuh proses yang sepertinya harus agak panjang untuk melupakanmu.
Namun, apalah artinya aku bertahan dalam perasaan yang kamu sendiri pun sudah tak lagi perjuangkan.
Apalah artinya bertahan dalam perasaan yang pada akhirnya hanya membuat rasa tak karuan dalam hati.
Apalah artinya menjaga harapan yang kutahu ujungnya hanya melahirkan sesak dalam dada kemudian.
Tidak mudah memang melupakanmu.
Seseorang yang pernah kukenal dengan perasaan terdalam.
Ah sepertinya aku terjatuh terlalu dalam kali ini.
Orang yang dulu begitu baik, namun nyatanya melukai kemudian.
Dan dengan seenaknya berkata "Yang aku ingin hanya melupakanmu"
Dalam hati aku berkata brengsek bagaimana mungkin aku tiba-tiba menghilangkanmu dari ingatan?
Tapi sekali lagi, segala hal ternyata sudah berakhir. Kau sudah selayaknya untuk ditinggalkan. Meski membuat luka yang membekas di hati. Hanya saja, barangkali luka ini adalah bagian dari hidupku yang memang harus dijalani.
Aku hanya ingin pindah. Tapi aku tidak bisa secepat yang kau katakan itu brengsek.
Aku pasti akan merangkak sedikit demi sedikit. Dan melangkahkan kaki dengan langkah kecil.
Jangan datang lagi! Sekalipun hanya lewat mimpi, aku mohon padamu jangan datang lagi!
Setidaknya sampai semua perasaan ini benar-benar biasa saja kembali.
Kamu sudah memutuskan hal yang telah kujaga dengan sungguh.
Punya ruangan kerja sendiri untuk menulis dan membaca adalah sebuah keistimewaan.
Tenang. Sunyi. Senyap . Yang ada hanya saya dan buku harian atau layar komputer.
Dalam menghasilkan suatu karya , saya harus berada dalam mood yang tepat sehingga saya bisa mempersiapkan karya tersebut agar lahir dengan apik.
Pertama adalah kesunyian.
Bagi saya di dalam kesunyian ada sebuah kelonggaran disana. Kelonggaran tersebut akan memberikan kelegaan. Barangkali rasanya seperti saat engkau mendapatkan panggilan alam di pagi hari dan mengeluarkannya di dalam toilet. Tentulah rasanya puas dan lega bukan?!
Kedua adalah kesendirian. Belajar untuk tidak takut ketika sendiri adalah hal yang penting. Karena sering kali di dalam kesendirian, banyak orang merasa ditinggalkan, dikucilkan bahkan akhirnya memilih mati bunuh diri. Padahal bagiku kesendirian adalah waktu luang untuk dapat berbicara kepada dirimu dan hatimu. Engkau akan semakin mengenal, memeluk, bahkan juga sesekali berbenah. Tapi sekali lagi bicara soal berbenah, cenderung banyak orang yang tidak siap untuk "menemukan" setumpuk hal-hal kotor di dalam dirinya. Padahal itu juga adalah bagian dari dirinya.
Sering kali orang ketika sadar bahwa bagian-bagian kotor itu harusnya dibenahi , malahan mereka lari dan mencari sesuatu untuk menutupinya atau bahkan menguburnya dalam-dalam. Padahal harusnya bagian itu diperbaiki!
Dan kemudian saya teringat dengan quote sederhana tentang sunyi dan sendiri ,,
well, there's something really rewarding about being alone in a room and writing and feeling like you're doing something really special." - Alex Ebert
Menyelamatkan hubungan yang kandas itu seperti menyelamatkan bangunan yang hampir runtuh.
Ada kemungkinan dalam prosesnya kamu akan tertimpa puing dan terluka.
Atau bahkan mati ...
Sebuah hubungan itu dapat diibaratkan seperti sebuah bangunan. Ketika salah satu bagian dalam bangunan ada yang rusak entah karena tergerus waktu atau terkena badai , proses penyelamatan bangunan rusak dibutuhkan modal yang besar. Modal yang merupakan keberanian , kekuatan dan stok ketahanan emosi yang besar.
Dan satu hal yang harus diingat bahwa bangunan yang sedang coba dibenahi itu bisa roboh kapan saja!
Kita semua tahu betapa banyak hal "bodoh" yang dilakukan manusia atas nama cinta. Kita juga tahu tak sedikit hal-hal indah yang juga dilakukan manusia atas nama cinta. Tetapi satu hal lagi, bahwa dalam masalah hati jangan pernah tak tuntas, sebab akan meninggalkan sesal saat mati!
Buat para perempuan diluar sana yang sedang dan pernah berusaha sebegitu keras menahan fondasi bangunannya, lakukanlah itu sampai tuntas, lakukan segalanya , semampunya. Karena saya sangat tahu , celetukan andai saja dulu lebih menyakitkan ketimbang melakukan hal-hal yang terlihat super bodoh di mata orang lain.
Tetapi hai perempuan , ingatlah untuk selalu hati-hati dengan hatimu. Semoga Sang Pencipta memberimu yang terbaik. Apapun hasil akhirnya, ingatlah perjuanganmu itu pasti akan jadi pelajaran yang berharga. Mungkin bukan untuk sekarang atau 3 bulan lagi atau bahkan bertahun kemudian. Tetapi yakinlah bahwa perjuanganmu akan menjadi cerita yang akan mewarnai kehidupanmu di depan sana,
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.