Menjaga Hati

20.44 Memelisa 0 Comments

Cinta itu akan indah pada waktunya....
Cinta itu akan datang pada waktunya....


Itu adalah sebagian keyakinan saya sebelum negara api menyerang  pada akhirnya saya melakukan evaluasi hati .

Evaluasi hati adalah istilah yang saya gunakan ketika saya hanya ingin sendiri dan berusaha untuk "mendengarkan" hati saya. 

Tetapi sebelum saya bisa "mendengarkan" hati saya, saya mengobrol dengan beberapa orang yang saya anggap punya pemikiran dan masukan yang bagus untuk masalah yang sedang saya hadapi. Karena kalau saya salah orang , maka yang ada saya hanya dikompori. Setelah mengumpulkan beberapa pemikiran dan masukan selanjutnya saya akan duduk. 

.... Tenang.....

Dan mulai mendengarkan hati saya.

Hati tidak bisa dibohongi kawan, dia adalah dirimu yang utuh tetapi tersembunyi dan sering kali terabaikan olehmu. Hati itu seperti seorang sahabat, yang tidak hanya akan mendengarkan ceritamu tetapi ia juga dapat berbicara denganmu , kau hanya perlu lebih peka untuk dapat mendengarnya. Ia juga dapat memberikan nasihat yang paling baik untukmu, percayalah ia tidak akan membiarkanmu jatuh dan memberikan pilihan yang salah. Ia akan berusaha semampunya agar kau tidak melakukan kesalahan. 

Hati begitu sederhana, tidak pernah menuntut tidak pernah memaksa. 
Yang perlu saya dan lakukan adalah mendengarkannya.

Sejujurnya, untuk masalah tertentu saya memilih untuk mendengarkannya. Walaupun dalam banyak hal , saya sering bandel dan suka semaunya sendiri. Tapi saya harus pastikan, tidak bandel untuk kali ini. Kali ini saya harus taat. Saya harus mau mengalah dengan mengambil waktu tenang dan mendengarkan hati saya yang sebenarnya. Dan saya harap kamu pun begitu.

Dulu saya pernah menulis tentang " patah hati" , dan memberikan saran bahwa dengan patah hati kita sedang diajarkan untuk membalut hati. Saya dengan gamblang dan gampang menuliskan beberapa cara membalut hati. Tetapi sekarang sepertinya saya kelabakan.

Maka saya sedang berusaha menyemangati diri saya sendiri dengan 

" BERHENTILAH SAKITI HATIMU SENDIRI "
" YOU DESERVE TO BE HAPPY "

Lalu bagaimana dengan kamu ?

Cobalah sekali-kali ajak hatimu mengobrol dan dengarkanlah dia.

Lebih baik menunggu-waktu yang tepat-supaya bertemu hati yang tepat!

Dan karena perjalanan ini saya mulai mengerti sedikit demi sedikit tentang pesan Tuhan , "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."

Saya dan kamu punya sebuah amanat untuk menjaga hati kita masing-masing. Bukan malah menitipkan sembarangan kepada orang tidak tepat lain

0 komentar:

Deskripsi,,,

19.17 Memelisa 0 Comments

Berapa banyak tulisan yang telah saya buat tentangmu?
Berapa banyak memori yang telah terpakai untuk menyimpan semua tentang kita?

Lalu kemudian saya berpikir sejenak , kapan saya akan berhenti menulis tentangmu , kapan saya akan berhenti berharap tentang kita - Tentu saya tidak tahu jawabannya. Bahkan mungkin saja saya tidak akan pernah berhenti untuk menulis tentangmu, dan didalam kedalaman hati tidak akan pernah berhenti berharap tentang kita.

Kecuali jika rasa ini berubah. Hati ini punah.

Hubungan antara dua insan manusia memang tidak mudah. Mungkin keinginan kita menyatukan dua menjadi satu terlalu terburu. Tetapi sunggu mencintai orang itu sungguh menyebalkan. Banyak hal yang membuat kamu akan mulai berkompromi segala sesuatu dengan mengatasnamakan cinta. Atau sering juga kita kenal dengan cinta itu memang butuh suatu  banyak pengorbanan.

Jujur saja mungkin tak ada yang bisa mengerti tentang cinta. Tak ada yang bisa mengartikan dan menggambarkan dengan jelas bagaimana cinta itu. Tidak ada yang bisa kecuali kita menuliskannya. Menuliskan apa yang kita rasa , seperti saya lebih banyak  menulis tentangmu dan tentang kita daripada mengartikannya kepadamu. Tapi sekali lagi tulisan tak selalu dapat melukiskan dan menyampaikan tentang maksud hati sesungguhnya. Karena bahasa terlalu terbatas.

Tak perlu lagi hamburan kata sayang, pengakuan cinta yang terlalu vulgar. Karena cinta hanya kita yang bisa merasakannya. Jahatnya cinta itu adalah dia terasa diam-diam jauh begitu dalam di hati.
Mungkin kalau kelak aku jatuh cinta lagi, aku tidak mau mengungkapkannya. Aku sebut ini sebagai mencintai secara dewasa.

Jadi apa itu mencintai secara dewasa, melakukan cinta yang tidak hanya di bibir saja. 

0 komentar: