Sayang dan Sungguh-sungguh

19.29 Memelisa 0 Comments

Beberapa hari terakhir percakapan kami adalah tentang sayang. Bagaimana kami membedah konsep sayang dan melihat bagaimana kami berdua mengekspresikan sayang tersebut terhadap satu sama lain. Kami memang tidak terlalu suka menggunakan kata cinta. Sebab bagi kami kata cinta terlalu sensual. Dan bagi kami kata cinta itu tidak penuh seperti kata sayang. 

Aku sayang kamu sungguh-sungguh

Adalah sebuah kalimat terbaik yang biasanya sering kami kirimkan di malam hari sebelum tidur. Sebuah kalimat pendek yang bukan hanya dikirim karena telah menjadi kebiasaan. Melainkan kami selalu memaknainya diam-diam dalam hati kami masing-masing. 

Saya ingin mengajak kalian semua untuk membedah kalimat "Aku sayang kamu sungguh-sungguh". Didalam kalimat tersebut ada dua konsep , yaitu "Sayang" dan "Sungguh-sungguh".

Sayang,,,
Saya belajar untuk memahami kalimat ini secara lebih luas. Sayang itu seperti langit, luas tak terhingga dan indah. Sayang itu seperti semesta, tak terhingga, ada berbagai macam rupa didalamnya tetapi tetap berada dalam keseimbangan.
Sepertinya sayang terlilhat seperti sesuatu yang tidak terbatas bagi kami. Tapi sebenarnya kami masih terbatas. Hal yang membatasi kami adalah mata. Bagaimana ketika kami tidak saling melihat dan berjarak tapi kami harus yakin bahwa kami saling sayang. Kemudian konsep sayang ini berkembang diam-diam menjadi tidak saling menuntut, saling menerima satu sama lain baik itu masa lalu, masa sekarang maupun masa depan.

Saya sering katakan padanya bahwa saya mau menyayangi seperti Ayah dan Ibu saya. Bagaimana mereka mengarungi kehidupan rumah tangga selama ini. Bagaimana mereka terus memberi melalui kekurangan mereka. Tetapi apakah sayang saya sudah seperti Ayah dan Ibu ? Itu masih menjadi pertanyaan dan proses serta waktu yang akan menjawabnya. Saya berani jamin bahwa Ayah dan Ibu sudah punya penghayatan yang lebih dalam tentang arti sayang dan menyayangi.

Sungguh-sungguh,,,
Saya mengartikan sungguh-sungguh dengan sepenuh hati. Tidak hanya di mulut. Melainkan segenap pikiran, akal dan perasaan menyadari dengan penuh. Sulit  ? Tentu saja iya. Tapi kita harus belajar untuk bisa sungguh-sungguh.
Ayah saya bilang, sungguh-sungguh lah selalu dalam hidup. Bukan hanya di dalam masalah percintaan tetapi dalam seluruh aspek kehidupan.

Sungguh-sungguh itu tidak complain , kata ayah.

Jadi, "sayang kamu sungguh-sungguh" tidak lagi menjadi kalimat biasa. Tetapi ini menjadi pengingat bagi kami. Mengingatkan kami untuk mulai melakukan kalimat pendek tersebut dengan sungguh.

0 komentar: