Merindukan Ayah...
Rindu....
kata itu yang saat ini sedang menggelayuti hati dan pikiranku.
Aku benci untuk mengatakan bahwa aku rindu...
Aku benci menjadi lemah karena kata itu..
Aku benci menyadari bahwa kelopak mata ku telah menjadi sembab di pagi hari karena menangis semalaman hanya karena rindu yang tidak dapat terobati
Doa dan doa selalu aku panjatkan
Ucapan syukur selalu aku panjatkan
Agar minimal rasa ini tidak terlalu menyakiti aku
Tapi aku tidak bisa, aku merindukan ayah
pribadi yang selalu mengerti dan dapat memberikan win win solution bagiku.
Apalagi untuk masalah yang satu ini, ,
seperti semalam contohnya..
Biasanya ketika aku sedang badmood aku segera bercerita ke ayah..
Apalagi masalah cinta, ayah paling suka mendengarkan ku bercerita tentang siapa-siapa saja yang aku suka..
Meskipun ujung-ujungnya ayah hanya akan bilang, tapi kamu ga boleh pacaran dulu loh boru..
Yaa, aku tahu ayah pencemburu..
Dia cemburu kalau aku bercerita tentang pria yang aku suka ataupun sedang dekat dengan aku.
Tapi ayah dapat memberikan aku pencerahan tentang siapa yang harus aku pilih kelak..
Hhh,, ayah sayang sekali ayah belum dapat bertemu dengan pria yang nantinya akan mendampingi aku kelak..
Ayah, tolong sampaikan ke Tuhan Yesus titip satu pria yang sepadan dan seimbang untuk menemaniku kelak.
Yang seperti ayah, yang tangguh, sabar dan selalu penuh dengan sukacita serta senyum dalam menghadapi hidup...
Kami disini merindukan mu ayah,,,
Mama, dede, ka lina, ka vera, ka butet, bang riki, benhur, daud, tobias, lea, sarah , olan dan tessa.
Kami merindukan senyum mu dan renyah tawamu...
0 komentar: