Gerbong Kereta

02.48 Memelisa 0 Comments

Minggu kemarin, aku tergesa-gesa saat memarkir motor di halaman parkir stasiun. Terdengar suara pengumuman bahwa kereta yang biasa aku naiki akan lewat. Segera aku berlari ke peron untuk mengantri masuk ke kereta.

Dan, disana aku menemukanmu di sisi gerbong kereta.

Kau tampak terengah-engah juga tapi tanganmu kuat berpegangan pada gantungan kereta. Aku berdiri tepat disampingmu. Kulihat penampilanmu yang begitu rapih dan sopan. Dan sepasang matamu menatap keluar jendela, menikmati setiap perjalanan kereta ini. Oh ya, parfum mu sedikit menyengat karena aku dapat mencium wanginya meski kita berdiri tidak berdekatan.

Kulihat engkau seperti agak mengantuk, aku pun begitu. Satu per satu stasiun telah terlewati dan belum ada penumpang didepan kita yang turun. Hingga stasiun berikutnya tepat 2 orang yang duduk didepan kita turun. Dan akhirnya kita bisa duduk, aku duduk disebelahmu lagi. Aku bingung harus ngapain, celingak-celinguk dan memperhatikan sekeliling. Tak satupun ada yang menarik, kemudian aku menoleh kearahmu.

Kulihat engkau sedang bermain "duel otak" di smartphone mu. Aku memberanikan diri untuk menyapamu, sekedar basa-basi untuk mencuri perhatianmu. Suara berisik roda kereta yang beradu pada rel besi panjang, hiruk pikuk suara orang yang mengobrol menjadi terabaikan karena kita pun asyik dengan obrolan kita.

Stasiun tujuan kita sama ternyata, karena kurang dari 3 stasiun lagi kamu bilang bahwa ingin tidur sejenak dan meminta untuk dibangunkan apabila sudah sampai. Tentu saja dengan segera aku mengiyakan.

Semenjak itu, aku ingin mengenalmu. Aku ingin setelah hari ini dapat satu gerbong lagi denganmu.
Dan ngobrol banyak di bangku panjang kereta ini, masih banyak cerita yang ingin kudengarkan darimu, dan masih banyak kisah juga yang ingin aku bagikan.

Untung saja sebelum turun, aku masih sempat berfoto denganmu. Ya kamu, pria yang kutemui di sisi gerbong kereta.


0 komentar: