Ini bukan tentang CINTA saja, tapi juga tentang KESIAPAN karena ini tentang MENIKAH

01.25 Memelisa 0 Comments

Suatu hari menemani mama arisan dan bertemu dengan banyak ibu-ibu yang memiliki keluhan sama tentang anak mereka, yaitu PERNIKAHAN.

Ibu A : Duh, eda udah hampir tiap malam aku ngobrol sm anakku si A nanyain siapa pacarnya. Dan hampir tiap hari juga dia bilang entar aja mak. Padahal udh banyak umurnya.
Ibu B : Aku juga sama eda. Kurang apa lagi lah anakku. Cantik, kerjaan enak, punya rumah sendiri tapi sampe sekarang blm juga ada pacarnya.
Ibu C : Kalau aku beda kasus sama kalian. Sudah punya pacar anakku tapi bukan dari halak kita ga setuju lah aku. Jadi bingung gimana harus bilang sama dia. Padahal udah umurnya juga dia harus nikah.
Mamaku : *tersenyum sambil mendengarkan

Dan semua orang langsung noleh ke saya, memperhatikan dengan detil bagaimana saya. Dan satu orang ada yang berkata "Jangan keasikan kerja kamu dek, nnti lupa nikah. Kasihan mama mu sudah tua."

Ya, kira-kira begitulah percakapan yang saya dengarkan ketika saya arisan. Saat ngumpul dengan teman-teman juga sempat ada pembicaraan mengenai pernikahan.

Teman :Lo mau nikah umur berapaan mel?
Saya : Target gue sih umur 25-27 lah . Kan idealnya begitu.
Teman : Kenapa ga tahun depan aja?
Saya : Emang kenapa?
Teman : Ya, gpp sih. Jadi biar kalo lo abs nikah masih mau nunda punya anak dulu usia lo masih di usia ideal.

Hhhm, mengatasi pertanyaan seperti ini sebenarnya gampang-gampang susah. Emangnya kalian pikir menikah itu mudah ? Menikah itu murah? Ya bagi kalian yang diundang sih enak saja, tinggal datang , salam, foto, dan makan. Lalu bagi kami yang menikah? Berbagai persiapan harus benar-benar matang adanya ga boleh setengah matang atau karena "YANG PENTING MENIKAH".

Karena bagi saya pernikahan membutuhkan tingkat kematangan dan kedewasaan tertentu dari masing-masing pihak yang terlibat. Bukan hanya kedua mempelai, tapi juga kedua keluarga. Dan saya termasuk seseorang yang selalu percaya bahwa kedewasaan tidak bisa diukur dari umur belaka. Saya adalah pendukung sejati konsep "MENIKAH KARENA SUDAH SIAP".

Saya tidak membantah fakta bahwa usia ideal bagi wanita untuk menikah adalah umur 25-27 tahun. Dan karena saya masih berusia 23 tahun sekarang berarti saya masih punya waktu 2 tahun untuk mencari dan meyakinkan diri saya bahwa saya telah "dewasa" bukan saja soal fisik tapi juga dari mental.

HHm, kemudian membicarakan tentang stigma masyarakat tentang maaf "Perawan Tua". Biasanya yang digolongkan kedalam kelompok ini adalah para gadis dengan usia 30 tahun lebih. Kemudian akhirnya akibat dari stigma tersebut banyak perempuan yang mempunyai deadline menikah maksimal banget umur 30 tahun. Dan bahkan sampai ada bercandaan yang menurut saya sangat tidak lucu dan tidak perasaan .
" Kalau umur 20an, ketika dikenalin cowok atau dideketin bilang "siapa sih dia"
"Kalau umur 30an, bilangnya "Siapa aja boleh"
Miris ? Tentu saja iya. Maaf kami perempuan bukanlah barang yang ditawarkan seperti di ITC atau saat Midnight Sale.

Tentu saja setiap perempuan memiliki impian untuk menikah di usia yang ideal, tapi kalau pada kenyataannya ada yang menikah diatas usia ideal tolong tolong sekali jangan langsung dicap sebagai "perawan tua". Saya terlalu yakin bahwa sepanjang di usia idealnya pun dia sudah mencari pasangan hidupnya. Tapi life is a process. Ada yang prosesnya cepat, ada yang prosesnya lama.

Terlepas dari "kenapa" dan "kapan" akan menikah. Terlepas dari berbagai stigma masyarakat dan juga konsep ideal untuk menikah. Kehidupan itu tetap patut untuk disyukuri dengan senyuman. Karena dirimu terlalu berharga untuk dipusingkan dengan stigma tersebut.

Hidup adalah hadiah terbesar yang diberikan Sang Empunya Hidup, entah dijalani sendirian atau berpasangan. Menikah pada usia ideal atau diatas ideal. Dengan Prince Charming atau sekedar Pria Baru Kenal. Dengan kantung rahim yang segar atau mendekati expired date.

Karena KITA PEREMPUAN SEMPURNA, APA ADANYA!

0 komentar: