Kamu bisa bahagia kapanpun kamu mau!

00.14 Memelisa 0 Comments

Bahagia. Suatu kata yang mempunyai sejuta makna dan rasa. Dan bahagia tidak dapat terukur oleh apapun, karena menurut saya ini adalah subjektif. Kebahagiaan yang dirsasakan oleh saya belumn tentu bahagia yang dirasakan oleh anda dan yang lainnya. Itulah sebabnya saya katakan disini KAMU BISA BAHAGIA, KAPANPUN KAMU MAU!
https://www.psychologytoday.com
Ya, kapanpun kamu mau. Berarti kalau ga mau, ya akan menemukan kapan yang disebut "kapanpun" itu. Bukankah bahagia itu bisa datang setiap saat, setiap detik, tanpa syarat dan tanpa pamrih ? Bukankah bahagia diberikan oleh Sang Empunya Hidup agar kita dapat lebih menikmati dan bersyukur dalam hidup ini? Banyak sekali kebahagiaan-kebahagiaan sederhana yang dihadirkan dalam hidup. Sebagai contohnya adalah nafas hidup yang selalu diberikan setiap paginya, sungguh itu diberikan oleh Tuhan tanpa syarat dan tanpa pamrih. Lalu mengapakah banyak orang yang merasa sulit untuk mencapai bahagia ?

Mengapa menjadi banyak sekali orang yang mempunyai tolok ukur menjadi bahagia, jika sebenarnya dengan cara yang sederhana pun kita bisa medapatkan kebahagiaan?

Saya meyakini bahwa kebahagiaan itu selalu datang dalam bentuk yang berbeda-beda. Seperti yang telah saya katakan diatas, bahwa bahagia itu adalah perspektif masing-masing orang. Dinilai secara subjektif dan akhir-akhir ini mempunyai tolok ukur untuk dapat disebut berbahagia.

Kembali lagi ke judul tulisan ini yaitu, "Kamu bisa bahagia kapanpun kamu mau!" Nah berarti persoalannya adalah bagaimana kita menciptakan keadaan 'kapanpun' tersebut dalam hidup kita bukan. Sejujurnya saya juga masih seringkali membatasi 'kapanpun' itu bisa datang. Seringkali saya terjebak dalam persyaratan yang 'tak sengaja' saya buat sendiri untuk mencapai perasaan bahagia. Dan pada akhirnya saya menyadari bahwa 'persyaratan' tersebut telah membuat pagar yang tinggi antara aku dengan kebahagiaan yang dapat ku capai kapanpun.  Maka tak heran kadang saya dan sebagian orang akan berkata "Aku bisa bahagia kalau sudah begini dan begitu. Sudah punya ini dan itu."

Dengan statement seperti itu akan ada banyak orang yang mendebat, bagaimana orang dapat merasa bahagia kalau dia tidak punya apa-apa. Sekali lagi saya tekankan bahwa kebahagiaan itu adalah perspektif dan kebahagiaan setiap orang itu berbeda-beda. Ada orang yang hidupnya serba kekurangan dan penuh dengan penderitaan tapi dia bisa dengan sangat mudah merasakan kebahagiaan bahkan dengan cara yang paling sederhana. Tapi ada orang yang mempunyai segalanya, bergelimang harta namun tetap tidak dapat merasakan kebahagiaan itu, Ada saja yang dirasa kosong olehnya, sehingga yang dia kerjakan adalah mencari cara untuk mengisi kekosongan itu. Berarti dari sini sudah dapat kita simpulkan memiliki ini dan itu bukan menjadi jaminan "kapanpun" bahagia itu bisa datang bukan?!

Lalu bagaimana dengan orang yang berjuang, berkorban, menderita untuk bisa memperoleh bahagia? Katanya bahagia itu tanpa syarat. Sekali lagi kawan, yang harus kita sadari bersama perjuangan, usaha, pengorbanan yang kita lakukan adalah kemauan dari kita sendiri untuk lebih merasakan kedalaman dan keragaman kebahagiaan itu sendiri. Karena kita telah terlebih dulu punya standart tertentu untuk mencapai kebahagiaan kita. Kita lebih suka menuntaskan perjuangan itu dulu ketimbang menyadari bahwa ketika kita bisa melewati satu demi satu standar kita, kita telah berbahagia.

Persoalan standar ini, rasanya sangat erat dengan menentukan kadar cukup bahagi atau sangat bahagia kah kita. Tapi menurut saya, jika sudah berkecukupan rasanya tidak ada alasan untuk tidak mau menerima kebahagiaan yang bisa datang dengan sederhana dan kapanpun itu.

0 komentar: