Gerbong Kereta (lagi)

Pagi ini aku berangkat kesiangan , terlihat kerumunan calon penumpang memadati sepanjang peron. Aku sedikit berlari-lari dari parkiran untuk kesekian kali, karena sudah melihat kepala kereta hampir memasuki stasiun.

Tepat ketika aku berdiri didepan peron, kereta datang. Tidak hanya diperon tetapi didalam kereta juga begitu banyak orang. Ketika aku sedang asyik bermain handphone,
 "Hai, kamu yang kemarin kan?"
Dan itu adalah kamu. Pria yang kutemui di sisi gerbong kereta pada waktu itu. Aku sangat tidak menyangka kalau kita akan bertemu lagi di gerbong yang sama, di hari yang sama dan juga dengan baju yang sama.

Baju kita sama seperti yang kita kenakan waktu itu, apakah ini suatu kebetulan? Aku rasa tidak.

Kita asik ngobrol, tanpa perduli dengan keramaian dan deru kereta yang sangat terasa. Meskipun kita berdiri, itu tidak mengurangi kedekatan kita berbicara. Sampai akhirnya aku tahu namamu.

Waktu terasa begitu cepat, dan kita sudah sampai di stasiun tujuan. Kita saling melambaikan tangan saat keluar dari stasiun karena arah tujuan kita berbeda. Tapi aku sangat senang, karena dapat bertemu denganmu lagi "Pria di Sisi Gerbong Kereta"


-m-

Gerbong Kereta

Minggu kemarin, aku tergesa-gesa saat memarkir motor di halaman parkir stasiun. Terdengar suara pengumuman bahwa kereta yang biasa aku naiki akan lewat. Segera aku berlari ke peron untuk mengantri masuk ke kereta.

Dan, disana aku menemukanmu di sisi gerbong kereta.

Kau tampak terengah-engah juga tapi tanganmu kuat berpegangan pada gantungan kereta. Aku berdiri tepat disampingmu. Kulihat penampilanmu yang begitu rapih dan sopan. Dan sepasang matamu menatap keluar jendela, menikmati setiap perjalanan kereta ini. Oh ya, parfum mu sedikit menyengat karena aku dapat mencium wanginya meski kita berdiri tidak berdekatan.

Kulihat engkau seperti agak mengantuk, aku pun begitu. Satu per satu stasiun telah terlewati dan belum ada penumpang didepan kita yang turun. Hingga stasiun berikutnya tepat 2 orang yang duduk didepan kita turun. Dan akhirnya kita bisa duduk, aku duduk disebelahmu lagi. Aku bingung harus ngapain, celingak-celinguk dan memperhatikan sekeliling. Tak satupun ada yang menarik, kemudian aku menoleh kearahmu.

Kulihat engkau sedang bermain "duel otak" di smartphone mu. Aku memberanikan diri untuk menyapamu, sekedar basa-basi untuk mencuri perhatianmu. Suara berisik roda kereta yang beradu pada rel besi panjang, hiruk pikuk suara orang yang mengobrol menjadi terabaikan karena kita pun asyik dengan obrolan kita.

Stasiun tujuan kita sama ternyata, karena kurang dari 3 stasiun lagi kamu bilang bahwa ingin tidur sejenak dan meminta untuk dibangunkan apabila sudah sampai. Tentu saja dengan segera aku mengiyakan.

Semenjak itu, aku ingin mengenalmu. Aku ingin setelah hari ini dapat satu gerbong lagi denganmu.
Dan ngobrol banyak di bangku panjang kereta ini, masih banyak cerita yang ingin kudengarkan darimu, dan masih banyak kisah juga yang ingin aku bagikan.

Untung saja sebelum turun, aku masih sempat berfoto denganmu. Ya kamu, pria yang kutemui di sisi gerbong kereta.


Ini bukan tentang CINTA saja, tapi juga tentang KESIAPAN karena ini tentang MENIKAH

Suatu hari menemani mama arisan dan bertemu dengan banyak ibu-ibu yang memiliki keluhan sama tentang anak mereka, yaitu PERNIKAHAN.

Ibu A : Duh, eda udah hampir tiap malam aku ngobrol sm anakku si A nanyain siapa pacarnya. Dan hampir tiap hari juga dia bilang entar aja mak. Padahal udh banyak umurnya.
Ibu B : Aku juga sama eda. Kurang apa lagi lah anakku. Cantik, kerjaan enak, punya rumah sendiri tapi sampe sekarang blm juga ada pacarnya.
Ibu C : Kalau aku beda kasus sama kalian. Sudah punya pacar anakku tapi bukan dari halak kita ga setuju lah aku. Jadi bingung gimana harus bilang sama dia. Padahal udah umurnya juga dia harus nikah.
Mamaku : *tersenyum sambil mendengarkan

Dan semua orang langsung noleh ke saya, memperhatikan dengan detil bagaimana saya. Dan satu orang ada yang berkata "Jangan keasikan kerja kamu dek, nnti lupa nikah. Kasihan mama mu sudah tua."

Ya, kira-kira begitulah percakapan yang saya dengarkan ketika saya arisan. Saat ngumpul dengan teman-teman juga sempat ada pembicaraan mengenai pernikahan.

Teman :Lo mau nikah umur berapaan mel?
Saya : Target gue sih umur 25-27 lah . Kan idealnya begitu.
Teman : Kenapa ga tahun depan aja?
Saya : Emang kenapa?
Teman : Ya, gpp sih. Jadi biar kalo lo abs nikah masih mau nunda punya anak dulu usia lo masih di usia ideal.

Hhhm, mengatasi pertanyaan seperti ini sebenarnya gampang-gampang susah. Emangnya kalian pikir menikah itu mudah ? Menikah itu murah? Ya bagi kalian yang diundang sih enak saja, tinggal datang , salam, foto, dan makan. Lalu bagi kami yang menikah? Berbagai persiapan harus benar-benar matang adanya ga boleh setengah matang atau karena "YANG PENTING MENIKAH".

Karena bagi saya pernikahan membutuhkan tingkat kematangan dan kedewasaan tertentu dari masing-masing pihak yang terlibat. Bukan hanya kedua mempelai, tapi juga kedua keluarga. Dan saya termasuk seseorang yang selalu percaya bahwa kedewasaan tidak bisa diukur dari umur belaka. Saya adalah pendukung sejati konsep "MENIKAH KARENA SUDAH SIAP".

Saya tidak membantah fakta bahwa usia ideal bagi wanita untuk menikah adalah umur 25-27 tahun. Dan karena saya masih berusia 23 tahun sekarang berarti saya masih punya waktu 2 tahun untuk mencari dan meyakinkan diri saya bahwa saya telah "dewasa" bukan saja soal fisik tapi juga dari mental.

HHm, kemudian membicarakan tentang stigma masyarakat tentang maaf "Perawan Tua". Biasanya yang digolongkan kedalam kelompok ini adalah para gadis dengan usia 30 tahun lebih. Kemudian akhirnya akibat dari stigma tersebut banyak perempuan yang mempunyai deadline menikah maksimal banget umur 30 tahun. Dan bahkan sampai ada bercandaan yang menurut saya sangat tidak lucu dan tidak perasaan .
" Kalau umur 20an, ketika dikenalin cowok atau dideketin bilang "siapa sih dia"
"Kalau umur 30an, bilangnya "Siapa aja boleh"
Miris ? Tentu saja iya. Maaf kami perempuan bukanlah barang yang ditawarkan seperti di ITC atau saat Midnight Sale.

Tentu saja setiap perempuan memiliki impian untuk menikah di usia yang ideal, tapi kalau pada kenyataannya ada yang menikah diatas usia ideal tolong tolong sekali jangan langsung dicap sebagai "perawan tua". Saya terlalu yakin bahwa sepanjang di usia idealnya pun dia sudah mencari pasangan hidupnya. Tapi life is a process. Ada yang prosesnya cepat, ada yang prosesnya lama.

Terlepas dari "kenapa" dan "kapan" akan menikah. Terlepas dari berbagai stigma masyarakat dan juga konsep ideal untuk menikah. Kehidupan itu tetap patut untuk disyukuri dengan senyuman. Karena dirimu terlalu berharga untuk dipusingkan dengan stigma tersebut.

Hidup adalah hadiah terbesar yang diberikan Sang Empunya Hidup, entah dijalani sendirian atau berpasangan. Menikah pada usia ideal atau diatas ideal. Dengan Prince Charming atau sekedar Pria Baru Kenal. Dengan kantung rahim yang segar atau mendekati expired date.

Karena KITA PEREMPUAN SEMPURNA, APA ADANYA!

Aku dan Diary



Aku punya diary. Aku menulis segalanya disana, tentang kegiatan di sekolah di rumah dimana saja. Aku menulis cinta pertama di diary. Aku menulis teman yang menyenangkan di diary. Aku menulis teman yang menyebalkan di diary.


Diaryku bermacam-macam. Dimulai dengan diary yang ada kuncinya. Diary yang tidak ada kuncinya. Bahkan akhirnya aku memutuskan menggunakan buku tulis Matematikaku sebagai diary karena kakaku selalu membaca semua kisah yang ada dalam diaryku. Untuk mengelabui kakaku , maka aku menggunakan buku tulis Matematika sebagai diaryku. Apakah ini berhasil?
Tentu saja tidak. Kakaku adalah seorang pencari handal yang selalu tahu dimana dan bagaimana bentuk diaryku.

Aku selalu suka menulis. Karena bagiku sulit sekali untuk menuangkan semua kisahku dalam pembicaraan, lebih baik kutuangkan dalam tulisan. Aku suka menulis dengan warna. Pakai spidol. Pakai pensil warna. Bahkan tak jarang background kertas diaryku akan ku warnai dengan crayon agar menarik, setelah aku menulis. Diaryku selalu warna-warni dan penuh dengan gambar-gambar kecil yang akan semakin memperjelas suasana hatiku tentang tulisan itu.

Aku sangat suka melihat tulisanku warna-warni, karena itu seperti cinta bagiku. Cinta haruslah warna-warni karena cinta tak boleh hanya memiliki satu warna. Bagiku kau harus "berwarna" dulu agar kau bisa "mewarnai" orang lain.

Diaryku banyak mencatat tentang kisah-kisah kecil yang akhirnya mendatangkan cinta. Cinta-cinta tersembunyi yang sengaja tak kuperlihatkan. Cintaku hanya "ngumpet" di balik kata. Aku terbiasa untuk mencatat setiap detail perasaanku. Karena aku tidak mau kehilangan momen yang pernah terjadi dalam hidupku. Aku ingin mengingat siapa yang pernah aku cintai di balik goresan pulpenku.
Aku ingin mengingat siapa saja yang berkontribusi mendatangkan setiap inspirasi dibalik tulisanku di diary.

Kau! Ya, Kau salah satunya.!

Aku mencintaimu hampir tanpa bunyi. Tidak ada kata-kata manis yang mengarah seperti kata ILOVEYOU padamu.

Aku memilih untuk diam dan menuliskanmu saja. Menulis tawamu. Menulis setiap ceritamu. Menulis lelahmu. Menulismu utuh, menggambarkan setiap momen tentangmu diatas lembaran-lembaran diaryku.

Bukan hanya tentang kamu. Tapi juga tentang kalian. Keluarga, kawan, sahabat, teman yang baik dan yang menyebalkan. Semua tidak terkecuali tertulis lengkap di diaryku.

Aku masih disini. Belum selesai menulis. Belum selesai mencintaimu tanpa bunyi. Belum selesai menceritakan tentang kalian tanpa bunyi.

-m-


Welcome December :)

Waktu kecil kita merindukan natal, hadiah yang indah dan menawan..

Itu tadi adalah sepenggal lirik lagu "Karena Kita" yang menjadi lagu wajib dinyanyikan saat natal waktu saya sekolah minggu dulu. Tapi kalau dipikir-pikir lagi dan saya renungkan , bukan hanya waktu kecil saya merindukan natal, bahkan hingga hari ini saya selalu merindukan momen natal tersebut.

Saya merindukan natal bukan karena hadiah yang indah dan menawan yang didapat pada hari natal, tapi lebih kepada bagaimana memaknai natal yang sesungguhnya. Dimana Allah sendiri telah mengaruniakan Yesus Kristus anakNya yang tunggal ke dalam dunia untuk menjadi Tuhan dan Juruslamat bagi kita umat manusia. Di momen natal ini saya kembali diingatkan bagaimana penyertaan Tuhan di sepanjang hidup saya. 

Kalau diibaratkan, hidup saya seperti berada didalam mobil, dimana saya duduk didepan disebelah pengemudi. Mengapa bukan saya yang duduk di bangku pengemudi? Jelas sekali lah karena saya tidak bisa mengemudi :D, hehe.. Tapi bukan itu alasannya teman-teman, alasan  mengapa saya duduk di sebelah pengemudi adalah karena saya mempercayakan hidup saya kepada seorang pengemudi terhandal sepanjang masa yaitu Tuhan Yesus Kristus. Meskipun terkadang jalan yang ditempuh olehNya tidak sama dengan yang saya inginkan, protes dan pertanyaan terus saya lontarkan disepanjang perjalanan dan bahkan dengan sombongnya saya memaksa mengambil alih kemudi. Namun sekalipun saya yang sedang mengemudi, tidak sedetikpun Dia meninggalkan saya. Dia tetap setia duduk dan menemani saya. Hingga saat saya lelah, Dia pun dengan penuh sukacita kembali mengambil alih kemudi mobil hidup saya. 

Yang namanya mobil pasti bergerak karena ada mesin, bahan bakar dan keempat roda. Mesin dan bahan bakar adalah iman saya kepada Tuhan. Tentunya hal ini harus selalu diisi dan diservis agar mobil tetap memiliki performa yang baik. Sedangkan keempat roda adalah keluarga saya, penyemangat hidup saya yang paling nyata. Banyaklah mimpi dan keinginan yang telah saya buat sedemikian rupa, tetapi saat tidak semua mimpi dan keinginan itu tergapai mereka tetap ada disana tetap membuat hidupku bergerak. Tetap memberikan ku semangat dan menunjukkan rasa bangga terhadapku itulah KELUARGA . 

Sebagaimana mobil pada umumnya apabila salah satu roda diambil pastilah akan timpang. Hal itu juga yang terjadi dalam hidupku. Satu roda telah Tuhan ambil dan hidupku terasa begitu timpang, tidak ada lagi keseimbangan. Godaan untuk menyerah dan keputusasaan terus menerpa, tetapi Tuhan adalah pengemudi terbaik, Dia tahu segalanya dan telah menyiapkan banyak roda cadangan untuk hidupku. Meskipun tidak dapat menggantikan secara sempurna hilangnya satu roda itu, tetapi setidaknya dapat membuatku untuk terus bergerak dan tidak lagi merasa timpang. Siapakah roda cadangan itu? Ya, itu adalah kalian teman dan sahabatku dan kalian yang membaca tulisan ini. Terimakasih banyak karena telah melengkapi hidupku, terimakasih banyak karena tetap membuat hidupku tetap bergerak. 

Dan untuk pengemudi terhandal dalam hidupku, terimakasih karena telah menjadi kado natal terindah bukan hanya bagiku tetapi juga bagi seluruh umat manusia. Ajar kami ya Tuhan untuk selalu menyerahkan kemudi hidup kami kepadaMu.

-m-






God is good all the time, All the time God is Good

Tuhan, selidiki aku dan tiliklah hatiku. Agar aku mampu selalu menyadari bahwa 
Engkau selalu ada bagiku dan keluargaku.
Sepenggal kalimat diatas adalah kalimat yang selalu aku naikkan menjadi doa di setiap malamku. Dan kemudian hal itu mulai mengganggu penilaianku terhadap Allah bahwa pertolonganNya hanya tentang solusi terhadap masalah dan lupa bagaimana
pemeliharaan Allah hari demi hari.
Seiring dengan berjalannya waktu, sangat tergoda untuk protes kepada Yang Empunya Hidup, namun ditegur melalui khotbah ibadah PKKO yang dibawakan oleh 
Pdt.Riza Solihin yang mengatakan bahwa hidup itu memiliki siklus dan 
setiap kita pasti akan merasakan siklus tersebut dengan cara berbeda 
yang Tuhan izinkan. Nampaknya saya terlalu sibuk mendikte Tuhan 
daripada menyerahkan hidup dan permohonan saya kepadaNya.
Saya abaikan bagaimana Tuhan memelihara hidup saya dengan 
super duper mengagumkan. Tuhan izinkan saya mengalami siklus
yang akhirnya membuat saya sadar bahwa Dia tidak tinggal diam, 
Dia tetap memperhatikan saya dan Dia sangat sayang pada saya.
Pada hari sabtu Tuhan izinkan saya hampir kena jambret di lampu merah Senen. 
Dan itu adalah kejadian pertama kali dalam hidupku. 
Tarik-tarikan tas sama penjambret bukanlah hal yang mudah,
tapi pertolongan Tuhan lah yang membuat saya mampu mempertahankan tas saya, 
dan saya tidak terjatuh dari bajaj. Karena setelah kejadian tarik-tarikan 
saya baru menyadari kalau pintu bajaj hampir terbuka. 
Bisa bayangkan yang akan terjadi kalau Tuhan tidak tolong, 
pasti saya sudah terjatuh kejalan dan tas saya pun hilang.
Di hari minggu nya saya masih sempat gereja pagi dengan mama, saat sedang ibadah memang saya sudah merasa tidak enak badan tapi saya abaikan. 
Ketika pulang bukannya makin membaik malah kondisi tubuh semakin menurun, saya merasakan dingin dan sakit yang luar biasa diseluruh tubuh saya. Hingga akhirnya saya bangun sudah ada di rumah sakit, sudah ada mama, dan 2 anak kosan. 
Trombosit saya turun dan suhu tubuh yang tinggi membuat saya harus opname untuk observasi lebih lanjut. Tidak ada yang percaya bahwa saya bisa sakit itu 
adalah komentar dari orang-orang yang mengetahui saya sakit. 
But hey guys, i’m a human too :). Di rumah sakit pun demikian, 
pertolongan dan pemulihan yang datangnya dari Tuhan sungguh sangat nyata. 
Karena 3 hari 2 malam di rumah sakit, saya diperbolehkan pulang. Terima kasih untuk teman-teman dan kakak-kakak yang sudah berkunjung dan mendoakan agar saya cepat sembuh.



Dalam keadaan yang harus bedrest di rumah sakit, saya melihat bahwa Tuhan sedang menangkap saya dan ingin bilang sama saya bahwa
“Hey Mel, serahkan semua kekuatiranmu kepadaKu.” 
Saya bisa lihat didalam kelemahan saya Tuhan bekerja luar biasa,
tidak terlambat tidak sedetikpun!
Di titik inipun saya akhirnya bisa memiliki waktu yang lebih untuk keluarga saya,
kumpul sama mama, kakak, abang, ponakan. 
Dan saya tahu betapa banyak orang-orang yang sayang dan perhatian kepada saya.
Melalui cerita ini saya ingin berbagi kepada anda 
bahwa saat mungkin Tuhan keliatannya “diam” dan “tidak merespon” 
tetaplah jangan kendor, tetaplah yakin bahwa Dia selalu menyertai 
dan tau apa yang terbaik bagi hidup anda. 
Saya pun tidak lebih baik dari anda, saya juga masih belajar untuk bisa selalu berjalan didalam Iman kepadaNya. Saya hanya seorang yang sedang menunggu kepastian, dan seorang anak Tuhan yang masih belajar untuk selalu taat dan setia.
Saya hanya cukup beruntung karena Dia masih berkenan untuk mengingatkan dan menangkap saya dengan cara yang seperti ini.
Lewat serangkaian peristiwa beberapa hari terakhir ini kembali 
mengingatkan saya bahwa “Kebaikan Tuhan bukan hanya tentang solusi atas masalah yang selalu kita naikkan dalam doa , tapi juga tentang rangkaian pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita 
selagi menunggu solusi dan jawaban doa itu tiba.
Aku tau Engkau baik! Aku akan lakukan bagianku dengan sebaik-baiknya , 
sembari tetap menikmati pemeliharaanMu yang mengagumkan.
Terima Kasih Tuhan Yesus!
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Roma 8:28

Dimana-mana Macet ! Pak Polisi harus bagaimana ?



Sampai saat ini produksi kendaraan bermotor di dalam negeri masih terus meningkat, dikarenakan permintaan dari masyarakat juga tinggi. Dapat dilihat dari bertambahnya titik-titik kemacetan di sejumlah kota besar di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri keinginan masyarakat untuk bepergian dengan kendaraan pribadi memang masih menjadi pilihan utama karena kendaraan umum yang tersedia dirasa kurang aman dan nyaman. Selain karena kendaraan umum yang kurang aman dan nyaman, keterbatasan infrastruktur jalan juga menjadi penyebab kemacetan. 

Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi kemacetan di berbagai daerah. Termasuk juga bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk membantu mengatur kelancaran berlalu lintas agar tidak terjadi kemacetan. Namun pada kenyataannya, tidak jarang bukannya membantu kelancaran  berlalu lintas tapi ada beberapa polisi malah terkesan tidak perduli bahkan ada yang mencari-cari kesempatan. Sehingga asumsi sebagian masyarakat terhadap kinerja kepolisian jadi buruk. 

Tapi banyak juga masyarakat yang mengapresiasi akan kinerja kepolisian dalam mengatur kelancaran berlalu lintas, terutama di jam-jam sibuk.Sebagai masyarakat tentunya berharap bahwa kinerja kepolisian dapat lebih ditingkatkan lagi yaitu dengan cara menambah personil yang turun ke jalan untuk mengawasi dan mengatur lalu lintas terutama di persimpangan yang tidak ada lampu lalu lintas dan pada saat jam-jam sibuk. Lebih tegas dalam menertibkan para supir angkutan umum yang biasa ngetem dan akhirnya membuat kemacetan. Juga tegas dalam menertibkan para pengendara kendaraan bermotor yang suka melanggar peraturan lalu lintas.

Mengatasi kemacetan memang bukan sepenuhnya tugas pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun kepolisian. Tapi mengatasi kemacetan adalah tugas kita semua, karena dengan kesadaran dari diri kita sendirilah yang nantinya akan semakin mempermudah tugas para aparatur negara termasuk polisi untuk mengatur kelancaran, keamanan dan kenyamanan dalam berlalu lintas.