Ini namanya BERSYUKUR

03.43 Memelisa 0 Comments

Yakobus 4 : 14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.

Ya , Firman Tuhan kali ini mengajarkan saya tentang menghargai hidup dan senantiasa bersyukur akan apa yang terjadi. 
Dikatakan sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Sering kali kita terlalu khawatir dengan kehidupan kita , padahal kita tahu bahwa kekhawatiran kita tidak berpengaruh apa-apa dengan kehidupan kita.
Kita semua ada di dalam tangan-Nya , Dia yang berkuasa atas segala kehidupan kita. Dia bahkan mengetahui jumlah seluruh helai rambut kita. Suatu hal yang luar biasa..
Saat ini aku ingin bercerita tentang suatu hal yang sangat mencengangkan dan membuat aku kembali merefleksikan diri bahwa tidak ada seorangpun yang dapat memegang kendali hidupnya.

Cerita ini adalah tentang seorang anak praktikan yang meninggal beberapa hari yang lalu. Dia bernama Robby Rifal H. Mungkin sudah sangat terlambat kalau aku menceritakan tentang kisah ini sekarang, karena hal ini sudah berlalu 4 hari. Ya, kepergian Rifal begitu panggilan akrabnya kembali membuat aku dan teman-teman yang mengenalnya berduka. 

Aku tidak menyangka bahwa dia akan pergi secepat itu padahal, aku baru saja bertemu dengannya hari kamis. Dan kami masih ngobrol seperti biasa. Ya, aku masih ingat ketika hari minggu saat aku gereja, Pak Yusak yang adalah Senior Pastor di Gereja YHS Malang berkata : " Saya mendorong jemaat untuk lebih intim lagi dengan TUhan. Lebih dering DIP dan juga lebih sering  untuk dengar-dengaran akan firman TUhan. Saya mendengar TUhan berbicara pada saya bahwa saat-saat ini akan tiba saat-saat yang sulit bukan hanya bagi saya tapi juga bagi seluruh umat manusia.

Iblis sedang gencar-gencarnya mencari mangsa untuk turut dibawa dalam penderitaan yang paling dalam. Dan untuk itulah saya mendorong anda untuk lebih intim lagi dengan TUhan. Puji TUhan saya dapat mengendalikan hati saya, puji TUhan saya dapat mendengar suara hati saya yang merongrong kehausan akan firman-Nya, dan saya dapat lebih intim lagi dengan Tuhan.
Kembali lagi ke Rifal, dari kepergiannya saya dapat mengambil hikmah dan pelajaran bahwa tidak ada sesuatupun yang luput dari mata TUhan.. Tidak ada perbedaan baik yang muda maupun yang tua. Kalau TUhan sudah meminta kita untuk dipanggil ya kita harus siap . 

Masalahnya sekarang adalah sudahkah kita siap ketika TUhan memanggil kita, sebab kita tidak pernah tahu kapan kita akan dipanggil. Karena hidup kita sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan tapi kemudian hilang dan lenyap. Begitulah kira-kira gambaran kehidupan kita. Sudah sangat jelas dikatakan dalam alkitab mulai dari proses kehidupan sampai apa yang harus kita persiapkan agar kita layak ketika dipanggil oleh TUhan.

Tuhan sendiri bahkan juga berkata ketika aku datang kembali akankah kudapati iman di bumi. Teman-teman janganlah kita merasa nyaman dengan kehidupan kita yang sekarang karena ketika sudah nyaman kita tidak akan mau mengembangkan diri kita. Dan kita akan sama dengan hamba yang jahat yang diperumpakan oleh Tuhan Yesus.

Marilah kita bersama-sama berjuang agar bisa menyenangkan hati TUhan selalu dan menjadikan Tuhan benar-benar sebagai pusat dalam kehidupan kita. Sebab TUhan itu baik dan kasihnya tidak pernah berubah. dulu sekarang sampai selama-lamanya kuasaNya tidak berubah..

Bertobatlah kawan, sebab Kerajaan Allah sudah dekat.
Berjaga-jagalah dan selalu waspada akan segala sesuatu, jangan mau diperdaya oleh iblis.

0 komentar: