Cukup

00.37 Memelisa 0 Comments

Rasa cinta yang begitu cinta.
Digambarkan bulat sedemikian rupa seperti tiada akhir , kadang digambarkan seperti bulan itu tidak ada sayang.
Karena sesungguhnya kita tahu bulan saja yang bulat sedemikian, kadang berubah menjadi bulan sabit, kadang berubah menjadi bulan separuh, dan kadang bahkan hilang ditelan oleh awan malam.

Demikian juga dengan rasa indah, sesungguhnya indah yang sedemikian juga tidak ada. Mengapa demikian? Karena bagiku rasa-rasa seperti itu sifatnya adalah sementara. Maka dari itu aku belajar sayang agar tidak merasakan nya secara berlebihan. 

Aku belajar untuk selalu menerapkan kata cukup. Secukupnya mencintai, secukupnya menyayangi, secukupnya mengagumi dan secukupnya merasakan keindahan duniawi. Karena aku yakin di dalam kata cukup tidak ada yang terlalu.

Sama seperti doa yang diajarkan Tuhan Yesus kepada kita semua, dalam DOA BAPA KAMI. 

"Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya."

Disana tidak dikatakan beri yang banyak atau beri berlebih, tetapi dikatakan berilah secukupnya. Karena sesungguhnya Tuhan pun tidak menyukai segala sesuatu yang berlebih.

Aku masih belajar sayang untuk menghidupi kata cukup ini dalam kehidupanku. Sekalipun aku tahu, tidak pernah ada kata cukup untuk menuliskan tentangmu di buku harianku, disini. 

Tapi aku percaya ketika aku belajar untuk mencukupkan diriku tentang mu, maka apapun kata takdir nantinya aku akan (berusaha) bersukacita dan menerima.


0 komentar: