Bola Dunia

01.23 Memelisa 0 Comments

Saya percaya bahwa segala sesuatu yang ada dan terjadi di kolong langit itu tidak ada yang kebetulan. Semua ada sutradara nya yaitu Sang Empunya Semesta. Segala sesuatu yang terjadi dibuat memiliki tujuannya masing-masing. Orang Gila, Pengemis, Pemulung di pinggir jalan. Banci di perempatan lampu merah. Pelacur di gang maupun di tempat lokalisasi. Pengusaha hebat dan sukses di suatu perusahaan. Anak-anak yang bermain di taman. Bahkan para orang tua yang ditinggalkan oleh keluarganya di panti jompo. Tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah di mata Sang Empunya Kehidupan. Seringkali kita lah yang mengkotak-kotakan derajat antara satu sama lain. Melihat bagaimana rupa dan fisiknya, melihat posisi dan kedudukannya.


Hebatnya, Yesus Kristus yang tidak lain dan tidak bukan adalah Sang Empunya Kehidupan tidak pernah memilih mau mengasihi yang mana dan yang bagaimana. Tidak perduli  melihat bagaimana rupa dan bagaimana posisi maupun kedudukan ciptaanNya, semua dikasihi olehNya.

Masalahnya adalah saya dan kita terkadang bertindak melebihi Yesus Kristus. Saya dan kita terlalu pemilih. Memilih siapa yang mau saya dan kita kasihi dan mana yang tidak. Kemudian ketika kita disakiti oleh orang yang kita kasihi kita merubah posisi mereka menjadi orang yang tidak kasihi lagi.

Kemudian ketika saya sate hari ini, saya diingatkan dengan ayat yang tertulis dalam Matius 22 : 39 "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". Hhm, saya jadi berpikir bahwa selama ini seringkali Tuhan saya menjadi terlalu "pemilih" padahal di ayat tersebut dikatakan bahwa sesamamu manusia. Tidak ada dijelaskan sesamamu manusia yang memiliki kriteria seperti ini dan itu.

Karenanya saya lalu berdoa ,minta ampun sama Tuhan karena sudah bertindak melebihi diriNya . Dan saya juga meminta agar diberikan hati yang lebih lebar dan besar untuk dapat mengasihi. Selebar dan sebesar apa? Saya minta seperti bulatnya bumi. Kenapa bumi? Karena bumi itu bulat dan tidak berujung, sehingga kasihku tidak akan berhenti melainkan terus ada lagi dan ada lagi.

Dan untuk kamu, kasihku kepadamu sebulat bumi. Eh kebesaran ya? yaudah deh, kasihku buat kamu sebulat bola dunia saja. Karena bagi saya kamu adalah dunia saya.


0 komentar: