belajar dari keledai yuk..

08.47 Memelisa 0 Comments

Ada cerita keledai yang sudah tersebar dahulu, namun kini sulit untuk ditemui. Kebetulan saat mencarinya di google, saya mendapatkannya. Cerita ini untuk menunjukkan pada kita bahwa tidak ada gunanya memikirkan semua pendapat orang.




Alkisah ada seorang ayah dan anak pergi ke suatu tempat dengan membawa seekor keledai. Di awal perjalanan, sang ayah dan anak naik keledai tersebut bersama-sama, sampai pada suatu tempat dimana banyak kerumunan orang disana. Salah seorang disana kemudian berkata, “Alangkah malangnya nasib keledai itu, tubuhnya yang kecil dinaikin oleh dua orang sekaligus”.

Mendengar perkataan itu, sang ayah kemudian turun sementara anaknya masih di atas keledai. Mereka kemudian berjalan lagi, hingga bertemu kerumunan orang lagi. Salah satu diantara mereka kemudian berkata, “Alangkah durhakanya anak tersebut, membiarkan ayahnya berjalan di siang terik seperti ini”.

Mendengar perkataan itu, si anak bergegas turun dan meminta ayahnya untuk naik ke atas keledai. Mereka pun melanjutkan perjalanan hingga bertemu kerumunan orang berikutnya, dan salah seorang diantara mereka berkata, “Betapa teganya orang tua ini, membiarkan anaknya yang masih kecil jalan kaki, sementara dia justru enak-enakan duduk di atas keledai itu”.

Mendengar perkataan orang ini, sang ayah kemudian turun dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan bersama anaknya dengan berjalan kaki.

Ketika mendekati pasar, mereka kembali bertemu dengan seseorang dan orang itu berkata, “Kalian bodoh sekali.. Mengapa kalian berdua tidak memanfaatkan keledai itu, untuk apa kalian jalan kaki jika ada keledai yang bisa dinaiki ?”

Dari kisah di atas kita dapat belajar bahwa tidak semua pendapat orang harus kita dengarkan dan kita ikuti. Apapun yang kita lakukan, pro dan kontra akan selalu ada. Satu hal yang pasti, pendapat-pendapat tersebut boleh saja terdengar oleh telinga kita, namun otak kita harus mampu mencerna pendapat mana yang dapat kita terima dan mana yang tidak.

Lebih baik fokus pada tujuan hidup kita daripada terombang-ambing karena terlalu memikirkan omongan orang lain di luar sana.

0 komentar: